Dzikir Amalan Di Bulan Rajab 2018 10 Hari Pertama Dan Keutamaan

Dzikir Amalan Di Bulan Rajab 2018 10 Hari Pertama Dan Keutamaan - Rajab datang dari kata tarjib yang berarti menghormat, demikian keterangan Ibnu Katsir rahimahullan dalam tafsirnya. Dari namanya saja bisa di ketahui jika Rajab merupakan bulan yang wajar dihormati serta dimuliakan. Kenapa Rajab jadi bulan yang terhormat? Sekurang-kurangnya ada tiga keutamaan bulan itu.

Rajab adalah salah sebulan dari empat bulan haram (arba’atun hurum). Oleh karenanya, Rajab jadi salah sebulan spesial dibanding bulan-bulan yang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang keutamaan bulan haram ini :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِن�'دَ اللَّهِ اث�'نَا عَشَرَ شَه�'رًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَو�'مَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَال�'أَر�'ضَ مِن�'هَا أَر�'بَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ ال�'قَيِّمُ فَلَا تَظ�'لِمُوا فِيهِنَّ أَن�'فُسَكُم�'

“Sesungguhnya bilangan bulan disamping Allah itu ada 12 bulan. Semuanya dalam ketentuan Allah pada hari Dia membuat langit serta bumi. Diantara (12 bulan) itu ada empat bulan haram. Itu (ketentuan) agama yang lurus, karena itu jangan sampai kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At Taubah : 36)


Saat menuturkan tafsir Surat At Taubah ayat 36 ini, Ibnu Katsir rahimahullah menyampaikan jika sangsi melakukan perbuatan dosa di bulan-bulan haram tambah lebih berat dibanding bulan-bulan yang lain, tidak hanya bulan suci Ramadhan. Demikian sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya semakin besar dibanding di bulan yang lain, terkecuali Ramadhan.

“Sesungguhnya kerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, karena itu dosa serta sanksinya tambah lebih besar dibanding lakukan perbuatan zalim di bulan-bulan yang lain, ” kata Ibnu Abbas yang diambil Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

“Amal shalih di bulan haram pahalanya semakin besar, serta kezaliman di bulan ini dosanya juga semakin besar di banding di bulan-bulan yang lain, walau kezaliman di tiap-tiap kondisi masih besar dosanya. ”

Saat menuturkan ayat ini dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka menyatakan jika bulan Rajab merupakan bulan yang dihormati.

“Enam bulan selepas haji itu, yakni pada bulan Rajab jadikan lagi bulan yang dihormati, hentikan berperang, menghilangkan dendam kesumat, agar dapatlah kerjakan umrah di bulan suci itu, ” jelas Buya Hamka. “Sampai ke jaman kita saat ini buat semua Tanah Arab, dilihat jika bulan Rajab merupakan bulan ziarah besar, kerjakan umrah, serta masyarakat Makkah sendiri membuat ziarah besar ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah.
Bulan yang Dekat dengan Ramadhan

Rajab adalah bulan yang dekat dengan Ramadhan. Pada Rajab serta Ramadhan cuma dipisahkan dengan Sya’ban. Masuknya bulan Rajab, oleh beberapa ulama jadikan momentum untuk menyongsong bulan Ramadhan dengan seluruh persiapan terpenting ruhiyah.

Banyak ulama terdahulu yang menyiapkan diri menyongsong Ramadhan semenjak bulan Rajab. Karena itu mereka berdoa :

اَللَّهُمَّ بَارِك�' لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَع�'بَانَ وَ بَلِغ�'نَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab serta Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”

Doa itu juga tertera dalam kisah Al-Baihaqi serta Thabrani, tetapi derajatnya dhaif menurut Syaikh Al Albani. Akan tetapi, ada pula doa semacam dengan matan berlainan dalam kisah Ahmad.

اللَّهُمَّ بَارِك�' لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَع�'بَانَ وَبَارِك�' لَنَا فِى رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab serta Sya’ban, dan berkahilah kami dalam bulan Ramadhan” (HR. Ahmad)

Bila suatu hadits di ketahui dhaif, tidak bisa dipercaya menjadi sabda Rasulullah. Akan tetapi, bisa saja berdoa dengan doa dalam beberapa bhs. Serta banyak ulama yang membaca doa itu. Menjadi permintaan pada Allah supaya diberkahi di bulan Rajab, Sya’ban serta disandingkan dengan bulan Ramadhan.
Bulan Isra’ Mi’raj

Banyak ulama yang menyakini jika isra’ mi’raj berlangsung pada tanggal 27 Rajab. Terutamanya beberapa ulama di Indonesia hingga 27 Rajab diputuskan menjadi hari libur isra’ mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan mengagumkan yang dihadapi Rasulullah cuma tadi malam, bahkan juga kurang, dengan meniti perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lantas naik ke Sidratul Muntaha.

Lewat isra’ mi’raj, Rasulullah memperoleh perintah shalat lima waktu. Bila perintah yang lainnya di turunkan pada Rasulullah lewat malaikat Jibril, spesial untuk shalat lima waktu ini, Rasulullah ‘dipanggil’ secara langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lantas apa amalan beberapa ulama di bulan Rajab?
Doa Menyongsong Ramadhan

Seperti sudah diterangkan diatas, banyak ulama yang mengamalkan doa meminta disandingkan bulan Ramadhan. Doa ini dipanjatkan mulai Rajab sampai akhir Sya’ban.
اَللَّهُمَّ بَارِك�' لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَع�'بَانَ وَ بَلِغ�'نَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab serta Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan” (HR. Baihaqi serta Thabrani)

Derajat hadits itu dhaif menurut Syaikh Al Albani. Akan tetapi, ada pula doa semacam dengan matan berlainan dalam kisah Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِك�' لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَع�'بَانَ وَبَارِك�' لَنَا فِى رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab serta Sya’ban, dan berkahilah kami dalam bulan Ramadhan” (HR. Ahmad)
Amalan Umum di Bulan Rajab

Amalan-amalan umum yang hukumnya sunnah tetaplah sunnah di bulan Rajab. Hingga shalat sunnah mulai shalat sunnah rawatib, sholat tahajud, sholat witir, sholat dhuha dan sebagainya masih sunnah di bulan Rajab. Demikian juga puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis, ayamul bidh ataupun puasa Daud. Bahkan juga, amalan-amalan sunnah itu pahalanya semakin besar di bulan Rajab yang disebut bulan haram.

“Amal shalih di bulan haram pahalanya semakin besar, serta kezaliman di bulan ini dosanya juga semakin besar di banding di bulan-bulan yang lain, walau kezaliman di tiap-tiap kondisi masih besar dosanya, ” kata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu seperti diambil Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Amalan Spesial di Bulan Rajab

Ada juga amalan spesial di bulan Rajab, dari mulai mandi awal bulan rajab, puasa rajab, serta umrah rajab, tidak ada dalil yang kuat.
1. Mandi Awal Bulan Rajab

Mendekati bulan Rajab, seringkali tersebar pesan WhatsApp jika barangsiapa mandi keramas menyongsong bulan Rajab serta berpuasa di dalamnya, karena itu hatinya akan tidak mati serta dibikin bersih hatinya seperti bayi dan bisa mengusung 70 orang yang berdosa diakhir jaman.

Mandi awal bulan Rajab ini tidak ada dalilnya benar-benar. Bahkan juga hadits dhaif sekalinya, tidak ada. Serta tentang keistimewaannya yang dimaksud dapat mengusung 70 orang yang berdosa diakhir jaman, hal tersebut begitu aneh. Bagaimana bila sesudah mandi awal rajab lantas ia wafat, apa ia akan kembali bangkit untuk mengusung 70 orang yang berdosa diakhir jaman?
2. Puasa Rajab

Seperti diterangkan diatas, puasa sunnah (puasa Senin Kamis, ayyamul bidh, ataupun puasa Daud) tetaplah sunnah di bulan Rajab. Bahkan juga pahalanya makin banyak, seperti kata Ibnu Abbas. Akan tetapi, puasa spesial di bulan Rajab, tidak ada tuntunannya.

Ibnu Hajar Al Asqalani menuturkan, “tidak ada kisah shahih yang dapat jadikan dalil mengenai keutamaan bulan Rajab, baik memiliki bentuk puasa satu bulan penuh atau puasa di tanggal spesifik bulan Rajab atau shalat tahajjud pada malam spesifik. ” Wallahu a’lam bish shawab.

Amalan Bulan Rajab

Bulan yang suci, yang sarat akan arti kemuliaannya, memiliki pelbagai keutamaan serta tetap dinantikan hadirnya ini, mempunyai kelebihan sendiri, karena bulan ini adalah salah sebulan diantara tiga bulan haram yang lain yakni bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, serta Muharram. Itu bulan Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Hijriyah menjadi bulan penuh dengan karunia, karena ia dekat dengan bulan Ramadan. Di bulan Rajab berikut berlangsung momen terpenting yang seringkali diketahui dengan momen Isra’ Mikraj, yakni momen perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al Haram ke Masjid al Aqsa, lalu secara langsung ke Sidratulmuntaha yang berlangsung saat malam 27 Rajab.

Banyak keutamaan bulan Rajab yang bisa kita tekuni salah satunya yakni bulan Rajab adalah bulan suci nan mulia yang kehadirannya dirindukan oleh umat Islam menjadi bulan penuh keberkahan. Allah SWT berfirman dalam surat at Taubah ayat 36 yang berbunyi :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِن�'دَ اللَّهِ اث�'نَا عَشَرَ شَه�'رًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَو�'مَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأر�'ضَ مِن�'هَا أَر�'بَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ ال�'قَيِّمُ فَلا تَظ�'لِمُوا فِيهِنَّ أَن�'فُسَكُم�' وَقَاتِلُوا ال�'مُش�'رِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُم�' كَافَّةً وَاع�'لَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ ال�'مُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlahnya bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (seperti) dalam ketentuan Allah pada saat Dia membuat langit serta bumi, salah satunya ada empat bulan haram. Itu (ketentuan) agama yang lurus, karena itu jangan sampai kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu serta perangilah golongan musyrikin semua seperti mereka juga memerangi kamu semua. Serta ketahuilah jika Allah bersama beberapa orang yang takwa. ” (QS. At Taubah : 36).

Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul ‘Ibad menuturkan jika Umar bin Khattab ra. sempat berkata, ”Kemuliaan dunia bisa dicapai dengan harta serta kemuliaan akhirat bisa dicapai dengan amal saleh”. Di bulan yang spesial ini, umat Islam berlomba untuk mendapatkan kemuliaan dengan menggerakkan beberapa amaliyah salah satunya yakni :

Puasa Sunnah Bulan Rajab

Umat Islam seringkali membicarakan kesahihan hadis-hadis mengenai keutamaan puasa sunah bulan Rajab, termasuk juga pahala orang yang berpuasa di bulan Rajab. Berkaitan hukum puasa serta beribadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi mengatakan, sudah jelas serta shahih kisah jika Rasulullah SAW suka pada puasa serta perbanyak beribadah di bulan haram, serta Rajab merupakan satu diantara bulan haram. Karena itu saat tidak ada larangan spesial puasa serta beribadah di bulan Rajab, tidak ada satu kemampuan untuk melarang puasa Rajab serta beribadah yang lain di bulan Rajab. ” Seperti hadis keutamaan puasa Rajab berikut ini :

وَحَدِيث ابن عباس قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من صام من رجب يوما كان كصيام شهر و من صام منه سبعة ايام غلقت عنه ابواب الجحيم السبعة ومن صام منه ثمانية ايام فتحت له ابواب الجنة الثمانية ومن صام من عشرة ايام بدلت سيئاته حسنات

“Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab satu hari, karena itu laksana ia puasa saat satu bulan, jika puasa 7 hari karena itu ditutuplah untuk dia 7 pintu neraka Jahim, jika puasa 8 hari karena itu dibukakan untuk dia 8 pintu surga, apabila puasa 10 hari karena itu digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan. ”

Ditegaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitab al Haawi li al Fataawi jika hadis-hadis mengenai keutamaan serta kekhususan puasa Rajab itu terkategori dha’if (lemah atau kurang kuat).
Akan tetapi, dalam kebiasaan Ahlussunnah wal Jama’ah seperti biasa diamalkan beberapa ulama generasi salaf yang saleh sudah setuju mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama).

Syaikhul Islam al Imam al Hafidz al ‘Iraqi dalam al Tabshirah wa al Tadzkirah menyampaikan : “Adapun hadis dha’if yang tidak maudhu’ (palsu), karena itu beberapa ulama sudah memperbolehkan memudahkan dalam sanad serta periwayatannya tanpa menuturkan kedha’ifannya, jika hadis itu tidak terkait dengan hukum serta akidah, namun terkait dengan targhib (motivasi beribadah) serta tarhib (peringatan) seperti saran, kisah-kisah, fadha’il al-a’mal serta lain- lainnya. ”

Perbanyak Membaca Istighfar

Dari kitab Risalah ‘Amaliyah dijelaskan, “Barangsiapa membaca (istigfar) pada bulan Rajab, bulan Sya’ban serta bulan Ramadan dibaca pada setiap – setiap hari pada shalat Ashar serta Maghrib, karena itu Allah SWT mewahyukan pada dua malaikat supaya merobek buku catatan dosa serta kesalahannya sewaktu hidupnya. Bacaan istighfar itu berbunyi :
🤔 Pilih Pemimpin ala Rasulullah SAW

اَسۡتَغۡفِرُ ﷲَ الۡعَظِيۡمَ الَّذِيۡ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَيُّ الۡقَيُّوۡمُ غَفَّارُ الذُّنُوۡبِ وَسَتَّارُ الۡعُيُوۡبِ وَاَتُوۡبُ اِلَيۡهِ تَوۡبَۃَ عَبۡدِ ظَالِمِ لِنَفۡسِهِ لَايَمۡلِكُ ضَرًّا وَلَانَفۡعًا وَلَامَوۡتًا وَلَاحَيَاۃً وَلَانُشُوۡرًا

Wahab bin Munabbah juga menuturkan jika ia sempat membaca didalam kitab-kitab Allah SWT yakni sebaiknya beristighfar pada Allah SWT di bulan Rajab pada sore dan pagi hari dengan mengusung ke-2 tangannya dan membaca اَللّٰهُمَّ اغۡفِرۡلِيۡ وَارۡحَمۡنِيۡ وَتُبۡ عَلَيَّ sebanyak70 kali. Lalu disarankan juga membaca أَسّتَغۡفِرُ ﷲَ ذَا الۡجَلَالِ وَالۡإِكۡرَامِ, مِنۡ جَمِيۡعِ الذُّنُوۡبِ وَالۡآثَامِ sekitar 50 kali saat pagi serta malam hari.

Diluar itu, umat Islam juga disarankan untuk membaca sayyidul istighfar dari Nabi SAW sekitar 3x tiap-tiap sore dan pagi hari, yakni :

اَللّٰهُمَّ أَنۡتَ رَبِّيۡ لَاإِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ خَلَقۡتَنِيۡ وَأَنَا عَبۡدُكَ وَأَنَا عَلَی عَهۡدِكَ وَوَعۡدِكَ مَا اسۡتَطَعۡتُ, أَعُوۡذُبِكَ مِنۡ شَرِّ مَا صَنَعۡتُ, أَبُوۡءُ لَكَ بِنِعۡمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوۡءُ بِذَنۡبِيۡ فَاغۡفِرۡلِيۡ فَإِنَّهُ لَايَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ إِلَّاأَنۡتَ

Membaca doa saat pagi, sore, serta malam hari di bulan Rajab

Nabi Muhammad SAW begitu memuliakan bulan Rajab tidak hanya menjadi salah sebulan haram yang dimuliakan Allah Swt juga karena di bulan berikut baginda Nabi SAW mendapatkan mukjizat yang begitu dahsyat yakni perjalanannya dari Masjid al-Haram sampai ke Sidratul Muntaha. Diriwayatkan dari Sayyidina Anas ra. jika Rasulullah SAW saat masuk bulan Rajab berdoa :

اَللّٰهُمَّ بَارِكۡ لَنَا فِيۡ رَجَبَ وَشَعۡبَانَ وَبَلِّغۡنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berilah kami keberkahan di bulan Rajab serta Sya’ban serta berikan kami pada bulan Ramadan”

Sayyidina Ali bin Abi Thalib menjadi seseorang khalifah yang begitu taat serta patuh akan perintah Allah serta Rasul-Nya juga begitu memuliakan bulan penuh fadhilah ini dengan membaca doa saat malam pertama bulan Rajab yakni :

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰی مُحَمَّدِ وَآلِهِ مَصَابِيۡحِ الۡحِكۡمَۃِ, وَمَوَالِيَ النِّعۡمَۃِ, وَمَعَادِنِ الۡعِصۡمَۃِ, وَاعۡصِمۡنِيۡ مِنۡ كُلِّ سُوۡءٍ, وَلَا تَأۡخُذۡنِيۡ عَلَی غِرَّۃٍ, وَلَا عَلَی غَفۡلَۃٍ, وَلَا تَجۡعَلۡ عَوَاقِبَ أَمۡرِيۡ حَسۡرَۃً وَنَدَامَۃً, وَارۡضَ عَنِّيۡ, فَإِنَّ مَغۡفِرَتَكَ لِلظّالِمِيۡنَ, وَأَنَامِنَ الظَّالِمِيۡنَ, اَللّٰهُمَّ اغۡفِرۡلِيۡ مَالَايَضُرُّكَ, وَأَعۡطِنِيۡ مَالَايَنۡفَعُكَ, فَإِنَّكَ الۡوَاسِعَۃُ رَحۡمَتُهُ الۡبَدِيۡعَۃُ حِكۡمَتُهُ, فَأَعۡطِنِيۡ السَّعَۃَ وَالدَّعَۃَ, وَالۡأَمۡنَ وَالصِّحَّۃَ, وَالشُّكۡرَ وَالۡمُعَافَاۃَ وَالتَّقۡوَی, وَأَفۡرِغِ الصَّبۡرَ وَالصِّدۡقَ عَلَيَّ وَعَلَی أَوۡلِيَآءِكَ, وَأَعۡطِنِيۡ الۡيُسۡرَ, وَلَاتَجۡعَلۡ مَعَهُ الۡعُسۡرَ, وَاعۡمُمۡ بِذَالِكَ أَهۡلِيۡ وَوَلِدِيۡ وَإِخۡوَانِيۡ فِيۡكَ وَمَنۡ وَلَدَنِيۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ وَالۡمُسۡلِمَاتِ وَالۡمُوءۡمِنِيۡنَ وَالۡمُوءۡمِنَاتِ

Rasulullah SAW serta Sayyidina Ali begitu memuliakan bulan Rajab. Begitupula Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, seseorang ulama tasawuf yang begitu disegani serta dipandang seperti wali Allah dalam dunia tarekat serta sufisme, beliau berdoa saat malam pertama bulan Rajab dengan bacaan seperti berikut :

إِلٰهِيۡ تَعَرَّضَ لَكَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ الۡمُتَعَرِّضُوۡنَ, وَقَصَدَكَ الۡقَاصِدُوۡنَ, وَأَمَّلَ فَضۡلَكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ الطَّالِبُوۡنَ, وَلَكَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ نَفَحَاتٌ وَجَوَاءِزُ وَعَطَايَا وَمَوَاهِبُ, تَمُنُّ بِهَا عَلَی مَنۡ تَشَاءُ مِنۡ عِبَادِكَ, وَتَمۡنَعُهَا مِمَّنۡ لَمۡ تَسۡبِقۡ لَهُ الۡعِنَايَۃُ مِنۡكَ, وَهَا أَنَاذَا عَبۡدُكَ الۡفَقِيۡرُ إِلَيۡكَ, الۡمُوءَمِّلُ فَضۡلَكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ فَإِنۡ كُنۡتَ يَامَوۡلَايَ تَفَضَّلۡتَ فِيۡ هٰذِهِ اللَّيۡلَۃِ عَلٰی أَحَدٍ مِنۡ خَلۡقِكَ, وَجُدۡتَ عَلَيۡهِ بِعَاءِدَۃٍ مِنۡ عَطۡفِكَ, فَصَلِّ عَلٰی سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحۡبِهِ, وَجُدۡ عَلَيَّ بِطَوۡلِكَ وَمَعۡرُوۡفَكَ, يَارَبَّ الۡعَالَميۡنَ

Shalat Malam di bulan Rajab

Menurut beberapa ulama Hanafi serta Hanbali mengatakan jika beberapa malam-malam yang sunnah untuk dihidupkan (menggerakkan shalat malam) merupakan malam awal bulan Rajab. Mereka ber-hujjah karena malam hari ini (awal bulan Rajab) merupakan sisi dari lima malam yang jika berdoa karena itu doa itu tidak tertolak yakni malam Jum’at, awal malam bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, serta dua malam hari raya. Oleh karenanya, umat Islam disarankan untuk melakukan shalat sunah pada malam bulan Rajab hingga umat Islam dapat meresapi begitu melimpahnya karunia Allah SWT yang di turunkan saat malam itu.

Dengan meresapi keutamaan-keutamaan amalan bulan rajab dan menggerakkan amaliyah-amaliyahnya itu, mudah-mudahan jadi benih kebaikan yang selalu dipupuk, dirawat, disemai, serta satu waktu kelak sang penanam benih itu akan memetik kebaikan sebagai keberkahan selalu untuk menemani perjalanan dalam pengembaraannya didunia sampai nantinya di akhirat. Wallahu a’lam bisshawab.